Jumat, 31 Mei 2013

Mukadimmah

Pembelajaran Dzikir di TQN Margadana Sirnarasa dizaman sekarang merupakan proses berfikir kreatif melalui cahaya instuisi yang juga melibatkan usaha-usaha manusia yang bersifat mistis namun dapat dilibatkan pada bidang politik, pendidikan, filsafat, seni, ilmu pengetahuan, agama dan ekonomi. Kini kita telah sampai pada ambang fajar Zaman Baru namun kegelapan dan kabut yang menyelimuti planet kita sedemikian hebat !” Diharapkan dengan Pengajaran TQN ini kita mampu menghapus kegelapan  dan menyambut yang tak terbatas didalam hati ini guna memancarkan energi kasih sebagai jalan pembebasan dan kehidupan.

Kemajuan peradaban manusia seharusnya memberikan kabahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Namun fakta yang terjadi malah sebaliknya bahwa sebagian ketenteraman itu ternyata semakin jauh, hidup semakin sulit, kesulitan material ternyata berubah menjadi beban mental dan psikis, jiwa semakin berat, kegelisahan, ketegangan, dan tekanan perasaan lebih sering dirasa dan menekan.

Tragedi tersebut muncul disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah kebutuhan hidup yang semakin meningkat, perasaan individualistik dan egois, persaingan
dalam hidup dan keadaan lingkungan yang tidak stabil. Perubahan tersebut merupakan pergeseran sosial-budaya yang merupakan gejala alami dan manusiawi artinya: kehadirannya merupakan suatu sunatullah, meskipun kehadirannya harus melalui proses durasi waktu yang bersifat imutable (tidak bisa dirubah). Perubahan merupakan wujud dari adanya gerak dinamika kehidupan manusia yang tidak dapat dilepaskan dari dimensi ruang dan waktu. Perubahan merupakan juga hasil dari pemikiran manusia yang didesak oleh kebutuhan untuk terus melakukan perubahan, penemuan dan pembaharuan.

Seiring dengan perkembangan gerak kehidupan dan dinamika masyarakat, maka kondisi dan realitas telah menarik perhatian yang serius baik dari kalangan psikolog, spiritual, budayawan maupun para ahli yang bergerak dalam masalah-masalah kejiwaan, semua itu dalam rangka dan upaya memberikan orientasi dan memperkaya bekal pengetahuan manusia tentang potensi yang ada dalam dirinya sehingga bermanfaat secara potensial, khususnya dalam menghadapi kemajuan peradaban.
    
Dalam kenyataan bahwa pada umumnya kita telah memanfaatkan hanya sedikit saja dari potensi lahir dan bathin yang kita miliki. Seorang ilmuan mengatakan: “kemungkinannya 99% dari kemampuan manusia telah disia-siakan”. Saat ini walau banyak diantara kita memandang dari kebudayaan dan pendidikan, namun sebagian waktu yang dimiliki hanya dipergunakan untuk berbagai kegiatan seperti: mesin-mesin otomatis yang bekerja rutin dan hanya sekilas saja sempat memandang kepada sumber luar biasa manusia yang lahir dari alam bawah sadar manusia itu sendiri, yakni yang bersumber dari sakinatul qolbi atau ketenangan jiwa (Orang Jawa bilang: “Adem Ati”), yang harus terus terpelihara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar